Laman

Rabu, 30 November 2011

Budidaya Ikan Kerapu Tikus di Karamba Jaring Apung


BUDIDAYA IKAN KERAPU
KERAMBA JARING APUNG (KJA)
DI KAWASAN PESISIR PERAIRAN DESA BUNGKUTOKO TELUK KENDARI DAN PESISIR PANTAI DESA TANJUNG PINANG KABUPATEN MUNA  PROVINSI SULAWESI TENGGARA

A.     PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, dengan jumlah pulau mencapai 17.508, memanjang 5.100 kilometer di katulistiwa dari Sabang sampai Marauke, dan memiliki luas laut sampai 5.8 juta kilometer persegi, dan termasuk Kota Kendari merupakan salah satu daerah Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang luas lahan pertanian darat dan laut mencapai 29 ribu kilometer persegi dan panjang garis pantai 2,3 ribu kilometer, suatu potensi yang sangat besar dan menjanjikan.

Masyarakat pesisir sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang strategis dalam pengelolaan kekayaan sumberdaya kelautan yang memiliki kearifan lokal, pemanfaatan dengan berbagai upaya salah satunya dengan penangkapan dan budidaya perikanan secara turun temurun terus dilakukan untuk mempertahan kelangsungan hidup (survive).

Akibat dari kondisi alam yang kurang bersahabat di wilayah pesisir seperti cuaca yang tak menentu, mengakibatkan lahan tidak produktif sementara laut terus terjadi kerusakan sebagai akibat gelombang pasang yang terus tinggi, ditambah lagi dengan kenaikan berbagai bahan pokok, dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal tersebut menambah panjang beban hidup masyarakat pesisir, kemiskinan dan pengetahuan yang terbatas seakan sudah bagian yang mendasar dari kompleksnya permaslahan masyarakat pesisir. upaya mengatasi problematika tersebut sudah banyak dilakukan tetapi hanya sedikit yang berorientasi pelibatan masyarakat secara utuh dalam mengatur kehidupannya secara bersama dan mandiri.

Pembangunan berdasarkan prinsip-prinsip otonomi daerah merupakan salah satu yang mesti diterapkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat. Pembangunan yang partisipatif, dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pelibatan masyarakat secara langsung (Bottom Up) dan menciptakan masyarakat yang mandiri (Self Reliance). Hal demikian menjadi upaya transfer multisecktoral yang berorientasi pada kesejahteraan, termasuk menempatkan masyarakat sebagai subyek yang produktif, dapat mengembangkan diri sendiri secara aktif.

Pengelolaan budidaya ikan kerapu sistem keramba jaring apung (KJA) dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat merupakan pembangunan partisipatif yang menjadi dasar penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir. Karena Ikan kerapu diketahui merupakan komoditas yang penting dalam meningkatkan hajat hidup orang banyak, terutama masyarakat pesisir. Ikan kerapu merupakan salah satu biota laut yang kehidupannya pada dasar yang berkarang artinya kelestarian lingkungan menjadi bagian terpenting untuk dipertahankan, dan implementasinya memberikan peluang kepada orang atau perseorangan, kelompok perempuan, dan masyarakat miskin untuk terlibat secara aktif dalam meningkatkan kualitas perekonomian dan juga kualitas lingkungan laut.  Pelibatan masyarakat pesisir sesungguhnya menjadi kunci dasar pengelolaan sumberdaya alam (budidaya ikan kerapu) yang berkelanjutan, pengelolaan dalam satu komunitas tersebut dilandaskan pada kekeluargaan dan gotong royong sehingga masyarakat memiliki kekuatan karena terbangun satu rasa kebersamaan, rasa memiliki.
Atas dasar kehendak membangun perekonomian masyarakat pesisir yang berkualitas menjamin kelangsungan hidup yang sejahtera, hal tersebut juga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha produktif, kompetitif, dengan memberdayakan dan mendayagunakan masyarakat di kawasan pesisir dalam satu wadah kelompok wirausaha yang tangguh dan berdaya saing tinggi, serta mampu memanfaatkan sumberdaya lingkungan dengan bijaksana yang berkearifan lokal (local whisdom).
Atas kehendak diatas maka perlu mengupayakan pengelolaan budidaya ikan kerapu sistem keramba jaring apung (KJA) berbasis masyarakat dan lingkungan di kawasan pesisir khususnya di Kota Kendari, melalui keterlibatan langsung individu/kelompok dalam wadah kelompok wirausaha bersama yang dilakukan melalui kerjasama dan peran aktif semua pihak yang terkait secara proporsional.

Wilayah, dan Teknis

Wilayah untuk kegiatan sangat tergantung pada kondisi sesuai dengan kriteria program terutama budidaya ikan kerapu. Yang difokuskan pada 2 wilayah pesisir. Yakni kecamatan Abeli Desa Bungkutoko Kota Kendari, dan Pulau Indo, Kecamatan Tikep, Kabupaten Muna.


B.     TEKNIS BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

1.      Gambaran Budidaya

Ikan kerapu merupakan ikan prioritas yang budidayakan di keramba jaring apung (KJA) karena mempunyai harga tinggi diantara jenis ikan laut lainnya, ikan kerapu sudah banyak di budidayakan antara lain adalah Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis), Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutatus), serta kerapu Lumpur ( Epinephelus coiodes). Sampai saat ini kegiatan pembesaran ikan kerapu perkembangannya masih terbatas . hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh keterbatasan informasi, kurang berfungsinya infrastruktur yang telah ada dan keterbatasan daya serap petani – nelayan. Penguasaan yang menyeluruh terutama dari pengalaman merupakan kunci keberhasilan usaha tersebut, penguasaan mengenai pengetahuan internal seperti biologi, kebiasaan hidup ikan kerapu dan factor ekternal seperti teknik budidaya, pakan, lingkungan perairan dan hama penyakit dan berbagai penentuan factor pendukung lainnya yang dapat mengoptimalkan dalam pembudidayaan ikan kerapu di KJA. (Nur Bambang Priyo Utomo).

a.      Biologi ikan kerapu

Daerah penyebaran ikan kerapu dimulai dari Afrika sampai Pasifik Barat Daya. Dan di Indonesia ditemukan di beberapa pulau termasuk di pulau lombok, salah satu indicator adanya kerapu di daerah tersebut adalah karena perairan karang yang cukup luas. Secara umum hidup diperairan dengan kedalaman yang relatif dangkal, yait berkisar 0,5-40 meter. Dasar perairan yang disukai adalah dengan dasar pasir berkarang yang ditumbuhi lamun.

Kerapu bebek mempunyai siri dorsal (punggung), sirip anal (perut), sirip petoral (dada), sirip garis lateral (gurat sisi), dan sirip caudal (ekor). Selain sirip, dibagian tubuhnya terdapat sisik yang berbantuk sikloid. Bentuk tubuh bagian punggung meninggi dengan bentuk cembung (concave). Ketebala tubuh sekitar 6,6-7,6 cm dari panjang spesifik. Sementara panjang tubuh maksimalnya mencapai 70 cm.
Ikan ini tidak memiliki canine (gigi yang terdapat pada geaham ikan). Lobang hidungnya besar berbentuk bulan sabit vertical. Kulitnya berwarna terang abu-abu kehijauan dengan bintik-bintik hitam diseluruh kepala, badan, dan sirip. Pada kerapu bebek muda, bintik hitamnya lebih besar dan sedikit. Perbedaan antara ikan kerapu jenis lain tidak terlalu berbeda hanya perbedaan warna dan ukuran tubuhnya.

b.      Reproduksi

Ikan kerapu pada umumnya bersifat hermaprodit protogini, dimana perkembangan menuju dewasa (matang gonad) berjenis betina dan berubah kelamin menjadi jantan saat tubuh pada ukuran maupun umur tertentu. Fase betina didapatkan pada ikan pada ukuran tubuh minimum 450-550 mm (umur lebih dari (5tahun) dengan berat tubuh 3-10 kg. Fase jantan matang kelamin pada ukurana tubuh minimum 740 mm dengan berat tubuh 11kg . namun juga kadang-kadang ditemukan induk betina ukuran 1-3 kg dengan fekunditas 300.000-700.000 butir.

c.       Kebiasaan makan (feeding habit)

Pengetahuan mengenai pakan buatan, pakan alami serta kebiasaan makan (feeding habit) merupakan factor penentu dalam perencanaan manajemen pemberian pakan yang efektif. Seperti jenis ikan lainnya, kerapu juga memerlukan pakan untuk mempertahankan hidupnya, dan jika ditinjau dari jenis pakan, ikan ini tergolong karnivora atau pemakan daging, dan pada masa juvenil bersifat omnivora.


2.      Pemilihan Lokasi Budidaya

Keberhasilan usaha budidaya ikan antara lain ditentukan oleh ketepatan pemilihan lokasi.

a.      Persyaratan umum
Beberapa persyaratan umum dalam memilih lokasi terbaik yakni :
·        Terlindung dari angin dan gelombang besar. Tinggi gelombang yang disarankan untuk pembesaran kerapu bebek tidak lebih dari 0,5 meter.
·        Kedalaman perairan harus ideal. Kedalaman perairan yang ideal untuk pembesaran adalah 5-15 meter
·        Jauh dari limbah pecemar. Jauh dari limbah industri, pertanian, rumah tangga, dan limbah tambak.
·        Dekat dengan pakan. Pakan merupakan kunci keberhasilan, daerah penangkapan ikan dengan liff-net atau bagan merupakan lokasi terbaik karena pakan berupa ikan segar mudah diperoleh dan murah.
·        Dekat sarana dan prasarana transportasi. Tersedianya akses jalan darat menuju lokasi menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi pembesaran, terutama untuk mempermudah pengangkutan pakan dan panen kepasar.
·        Keamanan. Keamanan lokasi merupakan factor yang harus diperhatikan.

b.      Persyaratan kualitas air

Persyaratan kualitas air meliputi sebagai berikut :
·        Kualitas fisik air, dalam memilih lokasi antara lain kecepatan air dan kecerahan air .
·        Kecepatan arus air,
Kecepatan yang ideal antara 15-30cm/dtk. Arus air lebih dari 30 cm/detik dapat mempengaruhi posisi jarring dan system penjangkaran.
·        Kecerahan air
Perairan dengan tingkat kecerahan tinggi (jernih) sangat baik sebgai lokasi pembesaran, dan harus lebih dari dua meter. 2.Kualitas kimia air. Beberapa parameter kualitas air sebagai berikut :
1).    Salinitas (kadar garam). Lokasi yang berdekatan dengan muara tidak dianjurkan, adapun yang ideal untuk pembesaran kerapu bebek adalah 30-33%
2).    Suhu. Perairan laut cendrung bersuhu konstan, suhu optimal untuk pertumbuhan kerapu bebek sekitar 27 C° - 29°C.
3).    Derajan keasaman. Tolak ukur untuk kondisi suatu perairan adalah pH (derajat keasaman). Kondisi perairan dengan pH netral sampai sedikit basa sangat ideal untuk kehidupan ikan air laut yakni pH 8,0 – 8,2.
4).    Oksigen terlarut. Konsentrasi dan ketersediaan oksigen terlarut (DO) dalam air sangat dibutuhkan ikan, untuk kelayakan hidup maka konsentrasi oksigen terlarut lebih dari 5 ppm.

c.       Sarana Dan Prasarana Budidaya

1.      Sarana Pokok dan Penunjang
Fasilitas yang digunakan pada praktek pembesaran ikan kerapu yakni sarana pokok yaitu rakit, waring , dan jarring. Sarana penunjang yakni perahu, freezer, mesin penyemprot jarring, aerator dan peralatan kerja lapangan.
·        Rakit
Rakit adalah bingkai yang dilengkapi dengan pelampung untuk mengikatkan waring atau jarring. Rakit yang digunakan berukuran 8 x 8 m yang terbagi menjadi empat bagian dengan ukuran 3 x 3 m perkotaknya dan terbuat dari kayu dan/atau bambu yang tahan air. Dalam pengoperasiannya, rakit dilengkapi dengan 4 buah jangkar dengan berat 25-50 kg beserta tali jangkar dengan panjang 3-4 kali kelaman perairan, papan untuk berpijak dan 12 buah Styrofoam untuk mengapungkannya
·        Waring
Waring adalah bahan yang digunakan membuat kantong pemeliharaan ikan kerapu pada fase pendederan. Waring terbuat dari bahan polyetheline berwarna hitam dengan ukuran mata jarring 4 mm dan ukuran kantong 1 x 1 x 1.5 m.
·        Jaring
Jarring yang digunakan terbuat dari polyetheline dengan ukuran mata jarring 0.5 inchi, ukuran benang jarring adalah D12 dan D21 dengan ukuran kantong pada fase penggelondongan. Sedangkan pada fase pembesaran mengnakan kantong jarring berukuran 3 x 3 x 3 meter dengan ukuran mata jarring 1-1.25 inchi.

2.      Fasilitas penunjang
Perahu atau motor tempel, diperlukan sebagai alat transportasi setiap hari dalam rangka pemberian pakan, pengantian jarring, membawa jarring kotor dan bersih, pengobatan ikan, membawa hasil panen dan perbaikan rakit. Perahu yang digunakan yaitu perahu motor temple dengan mesin 5-10 pk

Freezer, digunakan untuk mempertahankan kesegaran pakan ikan rucah dan sangat membantu dalam usaha mempercepat pembersihan jarring sehingga pengantian jarring yang kotor selama pemeliharaan cepat diganti. Peralatan kerja yang dibutuhkan meliputi peralatan sampling yang terdiri timbangan, penggaris, gayung, ember, aerator baterai yang digunakan pada saat dilakukan pengobatan ikan yang terserang penyakit dan skop-net halus dan skop-net kasa.

3.      Prasarana
Prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha budidaya ikan kerapu antara lain berupa jalan guna memperlancar transportasi darat, pasokan listrik baik dari perusahaan listrik maupun generator listrik serta tersedianya pasokan air tawar sebagai kebutuhan karyawan. Ketersediaan telepon juga sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan pemasaran.

d.      Teknik Budidaya Ikan Kerapu
·        Penebaran
Penebaran tidak terlalu padat karena ikan kerapu adalah ikan dasar hingga perlu diperhatikan benih yang ditebar di keramba jarring apung adalah benih yang sudah berukuran 6 sampai 12 cm. Tetapi akan lebih baik jika sebelum ditebar, benih yang berukuran 6 cm digelondongkan terlebih dahulu hingga ukurannya mencapai 12 sampai 15 cm. Dapat ditebar optimal benih ikan 450 sampai 500 ekor ikan ukuran 12-15 cm.

·        Pakan dan pemberian pakan
Pemilihan jenis pakan untuk budidaya ikan kerapu harus didasarkan pada umur ikan, kualitas nutrisi pakan, serta nilai ekonomisnya. Pemilihan jenis pakan juga harus didasarkan pada kemauan ikan untuk memangsa pakan yang akan diberikan. Umumnya jenis pakan yang diberikan adalah berupa pakan alami (ikan rucah) dan pakan buatan (pelet). Ikan rucah umumnya ikan segar atau beku. Jenis ikan yang biasa diberikan untuk kerapu adalah ikan lemuru, kunira, laying, Petek, teri dan cumi-cumi. Sementara pellet dapat disediakan formulasinya sesuai dengan kebutuhan ikan (tidak musiman).
Frekwensi dan waktu pemberian pakan harus tepat agar menghasilkan pertumbuhan yang baik dan pakan yang efesien. Ikan kerapu sebaiknya diberi pakan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

·        Sampling
Kegiatan sampling untuk mengukur berat dan panjang total ikan, untuk menentukan pertambahan dosis pakan dan pencatatan kematian ikan. Monitoring dilakukan minimal sebulan sekali dengan mengambil sample secara acak sebanyka 10 % dari total populasi atau minimal 30 ekor ikan. Pada umumnya laju pertumbuhan ikan kerapu adalah 1-1,3 gr/hari.

·        Pengantian dan pembersihan jaring
Pengantian jarring dilakukan minimal 1 bulan sekali atau disesuaikan dengan kondisi perairan setempat. Pergantian jarring dilakukan untuk menjaga sirkulasi air dan menjaga resiko terkena penyakit. Jarring yang kototr sebaiknya dijemur untuk memudahkan dalam penyemprotan dan pembersihan jarring tersebut agar bisa digunakan kembali. Pengukuran kualitas air (suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, phospat, amoniak, dan lai-lai) dilakukan 2 minggu sekali.

·        Kesehatan ikan
Beberapa penyakit ikan yang muncul di KJA biasanya disebabkan oleh parasit, bakteri dan virus. Penanganan penyakit tersebut berupa usaha-usaha pencegahan, pengobatan, dan pemberantasan. Usaha tersebut dilakukan melalui pemberian vitamin, perendaman dengan kemoterapeutik, pemberian obat peroral (melalui mulut) dan pemusnahan ikan.

·        Penanganan Panen dan Pasca Panen

1.      Pemanenan dan sortasi
Sebagai salah satu komoditas laut yang sedang digalakan pembudidayaannya, kerapu lebih banyak dijual dalam keadaan hidup. Permintaan dan harga jual kerapu hidup sangat tinggi. Oleh karena itu, kesegaran ikan harus dipertahankan. Namun sering dijumpai harga ikan ini turun akibat pemanenannya tidak tepat, ukuran tidak seragam, serta cara panen yang tidak benar.
Untuk menjaga kan tetap sehat dan segar, pemanenan sebaiknya dilakukan sore hari karena suhu relatif rendah, disamping itu panen di sore hari dapat menunjang transportasi yang biasanya dilakukan malam hari. Penggunaan alat panen yang benar sangat menentukan mutu hasil panen. Alat panen yang digunakan berupa skop-net yang terbuat dari kain kasa. Skop-net yang kasar tidak dianjurkan. Dan juga dapat dilakukan secara selektif, maupun total.

2.      Pengemasan dan pengangkutan hasil panen
Peruses pemanenan dilakukan setelah ikan kerapu berukuran 300-500 gram atau ukuran super 600-800 gram. Pengankutan ikan mengunakan tangki fiber dengan mengunakan system terbuka, biasanya pembeli dating langsung ke lokasi budidaya.  Pasar utama penjualan ikan kerapu bebek adalah komsumen luar negeri seperti negara Jepang, Korea, Hongkong, Amerika dan negara-negara Eropa. Serta pasar local yang cukup menjanjikan.


C.     ANALISIS USAHA

1.      Perhitungan biaya

Perhitungan biaya yang disajikan tersebut untuk usaha budidaya ikan kerapu tikus.

a.      Biaya investasi
Adalah biaya yang digunakan dalam jangka waktu tertentu tidak langsung habis terpakai, yaitu : Pengadaan Karamba Jaring dan alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya.
Modal yang harus disedikan untuk membiayai baik yang bersifat fisik maupun yang bukan fisik, yang selanjutnya dapat dijadikan modal lanjutan yang akan datang secara terus menerus.
Table Biaya investasi/unit KJA (Rp)
NO
URAIAN DAN JENIS PEKERJAAN
SAT
VOL
HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
A.
BIAYA INVESTASI




I
PEMBUATAN KONSTRUKSI KARAMBA APUNG DAN RUMAH JAGA




1
Kayu Jati Balok
M3
0.5
  6,000,000
 3,000,000
2
Kayu Papan Kelas 1
M3
2
  2,300,000
    4,600,000
3
Kayu Papan Kelas 2
M3
3
  1,800,000
    5,400,000
4
Kayu balok Kalapi
M3
5
  3,500,000
  17,500,000
5
Seng Sakura Roof
lbr

       35,000

6
Seng plat BJLS 30cm
M'
10
       13,000
       130,000
7
Baut besi putih
KG
20
       23,000
       460,000
8
Paku campur 5,7,10
KG
25
       20,000
       500,000
9
Jangkar dan tali pengikat jangkar
UNIT
8
     150,000
    1,200,000
10
Drum Plastik
BUAH
100
     350,000
  35,000,000
11
Pelampung Pembatas Areal Budidaya
BUAH
26
      50,000
    1,300,000
12
Tali Pengikat Drum + Tali Pembatas
KG
25
         5,000
       125,000
13
Upah Kerja
HOK
1
15,000,000
  15,000,000

SUB TOTAL I



  84,215,000
II
PEMBUATAN JARING




1
Jaring mess size 0,5 cm
KG
20
      95,000
    1,900,000
2
Benang jaring
rol
10
         5,000
         50,000

Jaring Keliling mess size 1,00 cm
KG
5
       95,000
       475,000

Penutup Jaring :





Bahan jaring utk 4 kotak
M2
20
         7,000
       140,000

bingkai (pipa paralon dia 2,5 inci)
BATANG
16
       12,500
       200,000

Pipa paralaon (diameter 5 inci)
BATANG
8
       15,000
       120,000
3
Tali pengikat jaring
KG
8
         3,500
         28,000
4
Pemberat
BUAH
64
         7,500
       480,000
5
Upah Kerja
HOK
16
       50,000
       800,000

SUB TOTAL II



    4,193,000
III
PEMBUATAN WARING




1
Waring mess size 0,25 cm
KG
32
       25,000
       800,000
2
Benang pengikat waring
rol
10
         5,000
         50,000
3
Tali pengikat waring
KG
4.8
         3,000
         14,400
4
Pemberat
BUAH
64
         5,000
       320,000
5
Upah Kerja
HOK
16
       50,000
       800,000

SUB TOTAL III



    1,984,400
IV
PENGADAAN BAHAN DAN ALAT




1
Pembelian Kotak Pendingin (colt box)
BUAH
1
  5,000,000
    5,000,000
2
Perahu
BUAH
1
10,000,000
  10,000,000
3
Mesin Tempel
BUAH
1
  9,000,000
    9,000,000
4
Peralatan Kerja
SET
1
  3,000,000
    3,000,000
5
Mesin Penyemprot air
UNIT
1
  5,000,000
    5,000,000
6
Generator
UNIT
1
  7,500,000
    7,500,000
7
Biaya Tak Terduga
LS
1
  6,000,000
    6,000,000

SUB TOTAL IV



  45,500,000
TOTAL BIAYA INVESTASI
135,892,400
b.      Biaya operasional

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat menjalankan produksi. Berdasarkan fungsinya, biaya operasional dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis penggunaannya dalam satu siklus produksi dan besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya variable adalah biaya yang penggunaannya habis dalam satu kali produksi, dimana jumlah biaya variable tersebut tergantung pada besar kecilnya roduksi yang dihasilkan.

Tabel Biaya Tetap
No
Uraian
Jumlah
1
Biaya perawatan
     4,000,000
2
Biaya penyusutan
   13,589,240
3
Gaji dan uang makan 2 orang
   48,000,000
Jumlah
   65,589,240

Table Biaya Variable
No
Uraian
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
BENIH IKAN KERAPU
     2,000
       28,000
  56,000,000
2
TRANSPORTASI PEMBELIAN BENIH(SITUBONDO-KENDARI)
2
 12,000,000
  24,000,000
3
BIAYA KARANTINA IKAN
           5
   5,000,000
  25,000,000
4
PAKAN PELET
     1,000
       13,000
  13,000,000
5
PAKAN IKAN RUCAH
     2,000
         5,000
  10,000,000
6
VITAMIN DAN OBAT-OBATAN


    5,000,000
7
BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
     1,200
         6,500
    7,800,000
8
BIAYA KEAMANAN
1
   8,000,000
    8,000,000
9
BIAYA PANEN


    4,000,000
Jumlah


152,800,000
Total biaya operasional = biaya tetap + biaya tidak tetap = Rp. 218,389,240


D.    ANALISIS RUGI LABA

Table Analisa rugi-laba
No
Uraian
Jumlah
1
Total baya operasional
    218,389,240
2
Penerimaan 2.000 x 80% x 0,5 x Rp. 250.000,-
    567,000,000
3
Laba bersih sebelum pajak
    348,610,760
4
Laba bersih + penyusutan (NCF)
    362,200,000
5
Pajak 5%
      18,110,000
6
Pendapatan bersih(NCF-pajak)
    344,090,000
E.     ANALISIS TITIK IMPAS

1.      BEP Unit
Biaya tetap/ (harga jual tiap unit-biaya variable tiap unit)
= (Rp. 65,589,240 )/(Rp.450.000 -Rp.67.500)
= 171,48 kg
Titik balik modal akan terjadi pada volume produksi sebesar 171,48 Kg.

2.      BEP
Biaya tetap / (1 – biaya variable : produksi terjual )
= ( Rp. 65,589,240 )/(1 –  152,800,000 : Rp. 567,000,000 )
= Rp. 89.785.367,17
Titik balik modal akan terjadi pada volume penjualan sebesar Rp. 89,785,367.17


F.      ANALISIS PERBANDINGAN MANFAAT DAN BIAYA
B/C ratio = total penerimaan / total biaya operasional
=       567,000,000 /  218,389,240 = 2,60
B/C ratio > 1 maka layak untuk dibiayai, dimana setiap penambahan biaya sebesar Rp.1.- akan memperoleh keuntungan Rp. 1.8,-


G.    PAYBACK PERIOD
PP = (Nilai investasi/kas masuk bersih) x 12 bulan
= (Rp.      135,892,400 / Rp.  344,090,000 ) x 12 bulan = 4,74 bulan
Modal dapat dikembalikan setelah 4,74 bulan.


H.    PENUTUP

Segala yang belum sempurna atas penyusunan proposal program tersebut akan diatur dalam kesepakatan dan perjanjian khusus. Sehingga keterlibatan semua pihak dapat bekerjasama sesuai dengan proporsi masing-masing. Demikian proposal ini kami susun semoga dapat menjadi gambaran awal sehingga penyelenggaraan pelaksanaan program dapat berjalan dengan lancar. Akhirnya dukungan semua pihak menjadi satu yang kami harapkan.

Raha, 12 November 2011

Pelaksana Program/Penanggungjawab,




LA ODE MUHAMMAD ISMAIL, S.Pi
















4 komentar:

  1. Bagus sekali pak gambaran estimasi biayanya..sangat jelas.ijin disave pak sebagai bahan acuan utk saya pak..terima kasih

    BalasHapus
  2. well done pak,mohon izin disave untuk referensi.

    BalasHapus